Jumat, 15 April 2011

PERKEMBANGAN FASHION EROPA DAN AMERIKA DARI WAKTU KE WAKTU


You know….bahwa manusia sudah mengenal fashion dari berabad-abad lalu. Diawali dengan pakaian-pakaian sederhana yang terbuat dari kulit kayu ataupun kulit binatang. Kemudian seiring dengan perkembangan peradaban manusia, maka cara berpakaian mereka pun semakin berubah dan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Manusia mulai mengenal kain dan menciptakan sebuah baju yang lebih layak dan lebih bisa melindungi mereka dari cuaca.
Masyarakat Eropa dan Amerika adalah masyarakat yang sangat concern dengan perkembangan fashion mereka. Meski pada awalnya fashion Eropa dan Amerika lebih menitikberatkan pada perkembangan baju para laki-laki namun, kedepannya perkembangan fashion wanita ternyata jauh lebih pesat dari yang dibayangkan. Semakin lama fashion wanita menjadi terpengaruh pada imej kecantikan yang terjadi pada masa tertentu.

Pada abad XV, citra wanita keibuan menjadi tolok ukur kecantikan, sehingga fashion yang berkembang pada masa itu adalah model gaun yang bertumpuk-tumpuk, dengan garis bulat melingkar tubuh dan menekankan perhatian utama pada dada dan perut, serta di dominasi warna-warna kuat dan terang.
Fashion berkembang pada abad ke XIX, dimana kain bertumpuk-tumpuk dan warna terang mulai ditinggalkan. Wanita pada jaman tersebut akan dikatakan cantik apabila mereka memiliki imej rapuh. Maka tumbuhlah fashion yang menggambarkan kerapuhan wanita. Dengan pemilihan kain tipis yang mudah rusak beserta warna-warna pucat, benar-benar menggambarkan kerapuhan wanita yang sesunnguhnya.

Ditambah lagi belahan dada yang sangat rendah yang membuat wanita gampang sekali terserang flu pada saat musim dingin.
Sekitar tahun 1830-an munculah fashion yang bermaksud hendak melindungi wanita dari cuaca, maka lahirlah korset pada masa itu. Korset sebagai pakaian yang berfungsi sebagai pakaian dalam wanita memang dapat melindungi wanita dari cuaca, tapi dampaknya, si pemakai akan sangat tersiksa dengan ketat-nya korset yang mereka pakai. Korset pun sebenarnya memiliki perkembangannya sendiri, di mulai dari korset yang memiliki penyangga dari besi, hingga kemudian berubah menjadi tulang ikan hiu, namun kesemuanya adalah bahan-bahan yang tidak benar-benar membuat wanita merasa nyaman.

Wanita cantik pada masa ini masih digambarkan wanita yang lemah dan tidak berdaya, wanita dengan perut yang sangat langsing dengan korset yang menekan, dan wanita yang mudah pingsan untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Weird he…
Hal ini juga yang digambarkan Margaret Mitchell pada novel-nya Gone with the Wind. Yang mana sosok wanita cantik dan menarik perhatian adalah wanita yang lemah dan tidak berdaya.
Namun sebenarnya tidak semuanya, itu hanya penggambaran sosok wanita Amerika awa abad ke 20 yang tinggal di Amerika bagian Selatan. Sementara untuk para wanita Amerika yang tinggal pada Amerika bagian Utara tidak memiliki streotipe seperti demikian. Hal ini dikarenakan kultur Amerika Utara yang mana masyarakatnya adalah masyarakat pekerja, begitu pula dengan para wanitanya. Hal ini terlihat pada penggambaran karakter pada novel Little House on the Prairie, karya Laura Ingalls Wilder. Di sini digambarkan bahwa para wanitanya cukup mengenakan baju kerja seadanya dan hanya menggunakan baju-baju indah yang dirasa perlu hanya pada saat moment-moment tertentu.

Masa-masa ini adalah masa pada awal abad ke- 20, wanita sudah mulai mengeksplorasi dan membebaskan gaya berpakaian mereka, tapi korset masih belum bisa ditinggalkan. Masa ini disebut masa ‘Belle Epoque’ (atau yang biasa disebut Perancis), menitikberatkan pada siluet S-Bend atau menonjolkan dada dan pinggulnya, dan masih dihiasi payet-payet serta renda-renda di sekitar bajunya, sehingga masih terkesan boros dan tidak praktis.

Memasuki tahun 1920-an, fashion sudah mulai memihak pada wanita, korset-korset mulai ditinggalkan, sementara potongan baju sudah berubah menjadi longgar dan tidak menyiksa, celana panjang pun mulai dikenakan yang diawali dengan celana panjang berbentuk kulot. Wanita tidak peerlu lagi merasa tersiksa dengan baju ketat dan berat mereka.

5 komentar:

  1. Tarima kasihh.. untkun info dan asrtilrknya sangat membantu...
    oya apakah di Eropa juga ada tren kaos kaki wanita seperti di Jepang dan korea...
    Mohon infonya..

    BalasHapus
  2. terima kasih...
    infonya infonya menarik dan membantu sekali...
    dan kalau untuk tren kaos kaki saat ini bisa langsung lihat di pusat kaos kaki muslimah

    BalasHapus